Konsekunesi dari file sebesar itu adalah kebutuhan akan kapasitas penyimpanan yang besar. Dalam hal ini Samsung sudah sangat siap dengan memori internal 80MB dan adanya slot untuk memori eksternal sampai 16GB.
Kualitas foto yang dihasilkan oleh kamera di ponsel ini cukup melegakan, utamanya jika kita memang berharap sepenuhnya pada janji 8 megapixel itu. Menu-menu yang ditampilkan untuk menyetel pembidikan cukup lengkap, meski tidak ditampilkan dengan mengikuti tataletak menu-menu yang umum pada kamera digital tradisional.
Sayang tidak terdapat tombol pintas khusus untuk langsung bisa membuka menu kamera. Akses kamera harus dilakukan dengan membuka menu di layar terlebih dahulu.
Me-review gambar yang sudah dijepret bisa dengan fitur sentuh yang disediakan oleh teknologi layar. Cukup sentuh dan geser seperti menggeser gambar sungguhan. Atau bisa juga dengan cara memiringkan handset sehingga satu bagian lebih rendah dari yang lain. Gambar akan bergeser meluncur ke bagian yang lebih rendah. Menarik.
Lensa kamera tersembunyi oleh slider. Keuntungannya, lensa akan lebih aman karena tidak mudah terpapar atau tergores benda keras. Kekurangannya, untuk memotret, slider harus dalam posisi terbuka, sehingga tidak serta merta dapat langsung memotret ketika kita butuh aksi cepat sebelum kehilangan momen.
Layar
Resolusi foto yang besar ditingkahi dengan tampilan yang ciamik di layar, akan membuat kegiatan memotret bikin ketagihan. Sejumlah 16 juta warna dapat ditampilkan oleh layar, ditopang oleh ukuran layar yang cukup lapang, 2,8”. Angka-angka kuantitatif itu sudah menggiurkan untuk diperoleh pada sebuah ponsel. Dari pengujian Sinyal, masih ditambah pula dengan aspek kualitatif ketajaman dan kekontrasan layar yang tak mudah dicari tandingannya.
Seperti telah disinggung, layar menerima order lewat sentuhan. Menu-menu harus disentuh untuk bisa membuka atau beroperasi. Dari sinilah nama UltraTouch diperoleh.
Jika menemukan bagian yang membutuhkan penggeseran, hal itu bisa dilakukan dengan cara menggeser betulan dari citra yang ada di layar, untuk mendapatkan bagian lainnya. Ya, persis seperti visualisasi teknologi masa depan yang terdapat dalam film-film, sekarang dapat kita rasakan sensasinya di ponsel-ponsel terbaru, termasuk S8300.
Yang agak mengecoh adalah bahwa sering sebuah tampilan menu terlihat sudah tampil utuh, tidak ada lagi sambungan di bawahnya. Padahal kalau digeser, ternyata masih ada bagian lain yang tersembunyi, menunggu digeser. Sepertinya perlu ditambah sedikit petunjuk tentang keberadaan bagian tersisa yang belum terlihat.
Antarmuka
Berkaitan dengan kemampuan dan kualitas layar, Samsung memaksimalkannya dengan sentuhan viusal yang menarik sekaligus fungsional. Meniru yang sudah ngetop di dunia komputer, pada layar utama terdapat widget, yaitu sebuah shortcut dari aplikasi tertentu yang nangkring di sisi kiri layar.
Panel widget ini bisa disembunyikan agar tidak menutup menu-menu utama dan bisa dimunculkan sewaktu-waktu dibutuhkan. Ikon menu pada widget juga bisa ditarik ke tampilan layar utama jika ingin terus digunakan, dan jika sudah tak banyak dibutuhkan lagi, bisa diseret kembali ke panel widget.
GPS
Tidak terlalu menonjol, namun, ponsel ini punya GPS. Dalam setting default, justru sulit mencari menu untuk menggunakan GPS. Kita harus menuju ke Phone Setting dan menggesernya ke bawah untuk mendapatkan GPS Setting. Dari sinilah kita bisa mengaktifkan pencarian GPS.
Tapi ternyata pengujian Sinyal pada unit tersebut tidak membuahkan hasil. Satelit tidak dapat diakuisisi oleh chip GPS pada S8300. Padahal cuaca cerah, langit tak bermega, dan peranti lain yang dijejerkan dapat mengakses satelit dengan sempurna. Kemungkinan besar sistem GPS-nya mengandalkan Assisted GPS yang harus terhubung ke jaringan Internet.
Jika berhasil, Sinyal sudah bersiap memanfaatkan fitur Google Maps yang disediakan.
Multimedia
Hanya ada seleret panel speaker yang terdapat pada bagian atas depan ponsel ini. Namun suara musik yang direproduksinya sangat renyah sampai ke telinga kita. Equalizer-nya memberikan pilihan beberapa genre musik: pop, jazz, rock, orchestra, dan lain-lain. Untuk setiap genre, cukup terasa perbedaan tonjolan alat musik satu sama lain.
Yang sangat mengherankan adalah ketiadaan jack audio, baik 2,5” maupun 3,5”. Rasanya keputusan meniadakan fasilitas ini amat mengherankan karena membuat pengguna yang mengandalkannya sebagai sumber musik tak bisa menghubungkannya ke speaker eksternal.
Aplikasi multimedia lainnya adalah radio, yang mengharuskan kita mencolokkan earphone dulu untuk bisa mendengarkannya. Sementara aplikasi yang benar-benar memanfaatkan keunggulan sistem operasi dan teknologi layar adalah game. Ada game yang memanfaatkan sensor gerakan seperti game Tumbling Dice. Ada juga yang memanfaatkan sensor sentuh seperti PyramidBloxx.
Desain
Menggenggam ponsel ini akan mendapatkan sensasi kokoh dan mantap. Pilihan bahannya menerbitkan kesan keanggunan dan kemewahan. Bagian muka digeber dengan bingkai layar dengan aksen alur logam makin mendukung kesan premium. Bobotnya cukup proporsional sehingga seakan-akan merangsang buku-buku jari untuk lebih menggenggamnya erat, jangan sampai jatuh.
Tidak terdapat tombol navigasi empat arah sebagaimana umumnya. Tombol tengah di bawah layar yang umumnya merupakan tombol navigasi, dalam S8300 ini hanya berfungsi sebagai tombol Back untuk kembali ke menu sebelumnya. Ini karena diasumsikan Anda akan mengoptimalkan layar sentuh untuk semua operasi.
Ponsel ini memilih bentuk sliding. Keypad hanya akan muncul jika bagian bawah peranti ini digeser keluar. Dalam keadaan tertutup, tampilannya menjadi minimalis dengan hanya menyisakan tiga tombol pokok. Layar yang lapang mendominasi, cocok untuk memainkan file video atau gambar. Apalagi layar ponsel ini juga mendukung tampilan rebah (horisontal) dengan dimensi panjang dan lebar mengikuti format video mutakhir.
Sumber: Sinyal
0 comments:
Post a Comment